Cari Blog Ini

Jumat, 30 Agustus 2013

Menurut TPK sirtu di RAB untuk pekerjaan PNPM Integrasi Fakkie Kurang Volume.

Menurut  TPK Fakkie Syamsuddin bahwa jumlah kubikasi sirtu di RAB untuk kegiatan PNPM Integrasi Fakkie tidak cukup untuk digunakan hingga selesainya pekerjaan sebab volume tidak mencukupi.

Foto: Papan proyek PNPM Integrasi Fakkie.

Hal tersebut mengakibatkan pekerjaan Talud terlambat dilaksanakan sebab akses jalan mengangkut material Talud belum rampung ditimbuni sirtu. Menanggapi hal tersebut FT Syahrir menginstruksikan agar TPK menyampaikan ke supplyer agar memasukkan tambahan sirtu sesuai dengan kekurangan bak mobilnya. Sebab menurut FT dan TPK bak  mobil supplyer yang digunakan mengangkut sirtu tidak mencukupi 4 kubik.

Foto: Pematang sawah di Fakkie dijadikan jalan tani.

Sementara itu, supplyer dalam hal ini Toko Remaja mengklaim bahwa bak mobil memang tidak mencukupi 4 kubik, akan tetapi angkutannya mencukupi 4 kubik. Hal inilah yang sementara menjadi permasalahan di Fakkie. Kita tunggu kelanjutan kisahnya, terimakasih.....

Relokasi Pekerjaan Integrasi Kel.Mattiro Deceng T.A 2013

Permasalahan yang dihadapi PNPM Integrasi di Kel.Mattiro Deceng adalah Relokasi pekerjaan sebab lokasi yang telah diputuskan dalam Musyawarah Antar Kecamatan PNPM Integrasi tiba-tiba dikerjakan oleh Pertanian. Hal ini tentu saja membuat rencana PNPM untuk mengerjakan Perkerasan Jalan Tani di lokasi tersebut harus dihentikan. Sebagai solusi permasalahan tersebut, FASKAB menginstruksikan agar dilakukan Musyawarah Desa Khusus membahas relokasi pekerjaan. Disepakati dalam MD Khusus bahwa pekerjaan perkerasan jalan tani tersebut akan dilakukan dilokasi jalan tani Cempae.

Kunjungan Pak Acil (Nasir FasTeKab Pinrang) 29 agustus memeriksa kebenaran atau kesesuaian format surat keterangan hibah yang dilakukan oleh pemilik sawah dilokasi yang akan dikerjakan PNPM yang telah dibuat TPK menginstruksikan kepada FT agar menyuruh TPK melengkapi surat tersebut dengan memasukkan Lurah untuk mengetahui dan bertandatangan dalam surat keterangan hibah tersebut.

Demikian yang dapat kami sampaikan, terimakasih...

Progress Marawi 29 Agustus 2013

Pak Anwar, SE  ketua TPK Kel.Marawi menjelaskan kendala yang dihadapi di Marawi adalah adanya perubahan spesifikasi pekerjaan dari Talud menjadi Drainase, sehingga tukang/ pekerja menginginkan HOK dinaikkan dua kali lipat.

Foto : Musyawarah Desa Khusus Kel.Marawi.

Menanggapi hal tersebut, pak Syahrir, ST (FT) Tiroang menjelaskan bahwa kedepannya nanti masyarakat harus mengusulkan usulan di PNPM yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan sangat mendesak untuk dilaksanakan. Adapun kekurangan HOK akan diatasi dengan swadaya masyarakat sesuai dengan keputusan dalam Musyawarah Desa Khusus. Namun, penjelasan menurut pak Anwar bahwa masalahnya adalah tukang dan pekerja menginginkan pembayaran upah melebihi RAB. Menanggapi hal tersebut, Alamsyah, SPi (FK Tiroang) berpendapat bahwa jika memang tukang lokal menuntut HOK melebihi RAB maka silahkan gunakan tukang dari luar (non lokal).

demikian yang dapat kami laporkan saat ini, terimakasih....

Kamis, 22 Agustus 2013

PEKERJAAN TALUD DI MARAWI DIRUBAH FASKAB

Progress kegiatan pembangunan talud di Kel.Marawi lingkungan Aressie tahun anggaran 2013 sempat tersendat. Hal ini disebabkan oleh kunjungan Faskab Ir.Dafid  dan M.Nasir  yang biasa dipanggil Acil pada bulan Agustus 2013 menginstruksikan agar pekerjaan talud tersebut dirubah menjadi pekerjaan Drainase melalui suatu musyawarah desa khusus. Alasan yang dikemukakan Faskab adalah bahwa pekerjaan talud di lokasi tersebut tidak bermanfaat, bahkan di ibaratkan membuang air garam ke laut. Hal ini tentu saja membuat progress tersendat sebab pekerjaan tersebut telah tercantum dalam dokumen RPJMDes kelurahan Marawi, telah di prioritaskan dalam musyawarah antar desa prioritas usulan (telah terbit surat penetapan Camat), telah rampung pembuatan rencana anggaran biaya spesifikasi bangunan dan upah (RAB ) bahkan telah ada pemenang lelang untuk kegiatan tersebut.



Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengkonversi RAB talud beserta nilai kontrak kebutuhan bahan  menjadi RAB untuk pekerjaan drainase adalah adanya kekurangan HOK untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai nilai kontrak alat/ bahan material. Masyarakat kemudian bermusyawarah dalam mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam musyawarah Syahrir (FT Tiroang) mengajukan dua opsi kepada peserta musyawarah, pertama masyarakat akan berswadaya tenaga (dalam artian bekerja tidak dibayar untuk pekerjaan lantai drainase ) opsi kedua yaitu masyarakat akan berswadaya uang. Musyawarah kemudian menemukan titik sepakat yaitu masyarakat akan berswadaya uang demi terlaksananya kegiatan tersebut. Dalam musyawarah itu, Ansaruddin (Lurah Marawi) bersedia swadaya Rp. 1.000.000,- dan H.Razak (kepala lingkungan Aressie) berswadaya Rp. 100.000,- dan di ikuti swadaya dari masyarakat yang lain. Keinginan pemerintah dan masyarakat untuk berswadaya uang tersebut mencerminkan betapa pentingnya kegiatan ini dilaksanakan. Namun sayangnya masyarakat miskin yang selalu diminta berswadaya, sehingga aset mereka dalam mencari sesuap nasi semakin habis, tidak perduli swadaya uang ataupun tenaga.

Demikian yang dapat kami sampaikan saat ini, salam semangat untuk semua saudara sebangsa dan setanah air.